Sabtu, 19 November 2011

Kuasai Kecerdasan Emosi Anda! Enggan marah


Kuasai Kecerdasan Emosi Anda!
Ditulis oleh: Anne Ahira

"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.

Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu
yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah." 

-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.



Mampu menguasai emosi, seringkali orang menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai kesuksesan.

Justru, pengendalian emosi yang baik
menjadi faktor penting
penentu kesuksesan
hidup seseorang.
<<<

Kecerdasan emosi adalah
sebuah gambaran mental dari
seseorang yang cerdas
dalam menganalisa, merencanakan
dan menyelesaikan masalah,
mulai dari yang ringan hingga kompleks.

Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa
memahami, mengenal, dan memilih
kualitas mereka sebagai insan manusia.
Orang yang memiliki kecerdasan emosi
bisa memahami orang lain dengan baik
dan membuat keputusan dengan bijak.



>>>

Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat
dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan
apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan,
mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya.


Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan bertanggung jawab
dalam segala hal yang terjadi
dalam hidupnya sebagai bukti tingginya
kecerdasan emosi yang dimilikinya.


<<<


Kecerdasan emosi lebih terfokus
pada pencapaian kesuksesan hidup yang 
*tidak tampak*





Kesuksesan bisa tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan
dengan melibatkan emosi, perasaan dan interaksi dengan sesamanya. 

Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang.

>>>

Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi
(yang juga dikenal dengan sebutan "EQ"),
dikenalkan melalui pasar dunia.

Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang
untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk
interaksi lebih dibutuhkan daripada
kecerdasan otak (IQ) seseorang.

<<<

Sekarang, mari kita lihat, bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa....






Seorang miliuner kaya di Amerika
Serikat, Donald Trump, adalah contoh
apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai
pengusaha real estate yang cukup
sukses, dengan kekayaan pribadi yang
diperkirakan sebesar satu miliar US
dollar.

Dua buku berhasil ditulis pada puncak
karirnya, yaitu "The Art of The Deal
dan Surviving at the Top"
. Namun jalan
yang dilalui Trump tidak selalu
mulus...
>>>

Ingat depresi yang melanda dunia
di akhir tahun 1990? Pada saat itu
harga saham properti pun ikut anjlok
dengan drastis. Hingga dalam waktu
semalam, kehidupan Trump menjadi sangat
berkebalikan.

<<<




Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar!
Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi kebangkrutannya.



Beberapa temannya yang mengalami nasib
serupa berpikir bahwa inilah akhir
kehidupan mereka, hingga benar-benar
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.



Di sini kecerdasan emosi Trump
benar-benar diuji. Bagaimana tidak,
ketika ia mengharap simpati dari mantan
istrinya, ia justru diminta memberikan
semua harta yang tersisa sebagai ganti
rugi perceraian mereka.



Orang-orang yang dianggap
sebagai teman dekatnya pun pergi
meninggalkannya begitu saja.
Alasan yang sangat mendukung
bagi Trump untuk putus asa
dan menyerah pada hidup.
Namun itu tidak dilakukannya.



Trump justru memandang bahwa ini kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah kehilangan segalanya, namun ada
"intangible asset" yang tetap dimilikinya.



Ya, Trump memiliki pengalaman dan pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang pernah ada!

Apa yang terjadi selanjutnya?



Fantastis, enam bulan kemudian Trump
sudah berhasil membuat kesepakatan
terbesar dalam sejarah bisnisnya.

Tiga tahun berikutnya, Trump mampu
mendapat keuntungan sebesar US$3
Milliar. Ia pun berhasil menulis
kembali buku terbarunya yang diberi
judul "The Art of The Comeback".

Dalam bukunya ini Trump bercerita
bagaimana kebangkrutan yang menimpanya
justru menjadikannya lebih bijaksana,
kuat dan fokus daripada sebelumnya.

Bahkan ia berpikir, jika saja musibah
itu tidak terjadi, maka ia tidak akan
pernah tahu teman sejatinya dan tidak
akan menjadikannya lebih kaya dari yang
sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)
>>>
Kecerdasan Emosi memberikan seseorang
keteguhan untuk bangkit dari kegagalan,
juga mendatangkan kekuatan pada
seseorang untuk berani menghadapi
ketakutan.



Tidak sama halnya seperti kecerdasan
otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir
pada setiap orang & bisa dikembangkan.
<<<




Berikut beberapa tips bagaimana cara
mengasah kecerdasan emosi:

1. Selalu hidup dengan keberanian.
    Latihan dan berani mencoba hal-hal baru akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai kemungkinan lain dalam hidup.


2. Selalu bertanggung jawab dalam segala hal.
    Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan kepercayaan orang lain dan mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "being accountable is being dependable"

3. Berani keluar dari zona nyaman.
    Mencoba keluar dari zona nyaman akan membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal.


4. Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.
    Melakukan hal ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa segala sesuatu pasti ada solusinya.

5. Bersikap rendah hati.
    Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru dapat meningkatkan harga diri kita.

>>>

Adapula tips: Meredam AMARAH
Tersirat dalam tulisan berikut, dengan judul: Jangan Marah

Jangan Marah
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia”.

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)

Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan,“Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”

Tips Menanggulangi Kemarahan
Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Di antaranya ialah:


  1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
  2. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.
  3. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.
  4. Duduk atau berbaring.
  5. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.
  6. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.
  7. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.

Syaikh As Sa’di rohimahulloh mengatakan, “Sebaik-baik orang ialah yang keinginannya tunduk mengikuti ajaran Rasul shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang menjadikan murka dan pembelaannya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dari rongrongan kebatilan. Sedangkan sejelek-jelek orang ialah yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya. Laa haula wa laa quwwata illa billaah”
***
So, kuasailah kecerdasan emosi Anda!
Karena mengendalikan emosi merupakan
salah satu faktor penting yang bisa
mengendalikan Anda menuju sukses dan
juga menikmati warna-warni kehidupan

Dari Sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat anda telah membaca postingan blog KIR! SMANDA CIREBON
Silakan berkomentar